Acara haul KH Abdurrahman bin Qosidil Haq dan keluarga pada Sabtu
(25/08) yang bertempat di halaman Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak
dipadati ribuan hadirin. Acara haul ini terdiri dari serangkaian acara yaitu
ziarah bersama di makam KH Abdurrahman, pembacaan manaqib Syeh Abdul Qadir
Jailani, pembacaan simtu ad-duror dan sima'an al-Qur'an 30 juz.
Pada puncak acara, KH Haris Shodaqoh, pengasuh Pondok Pesantren
Al-Itqon, Bugen, Semarang selaku pembicara
berpesan agar senantiasa merawat sifat sabar dan syukur seperti para ulama
terdahulu.
"Pahala dari sabar dan syukur itu tidak terukur." Kata kiai Haris.
Dalam penjelasannya mengenai sabar dan syukur, kiai Haris
menceritakan sebuah kisah tentang percakapan sepasang suami istri. Sang suami
memiliki wajah buruk rupa sedangkan istri mempunyai paras yang menawan.
"Dek, kalau urusan masuk surga jelas aku lebih unggul darimu," kata sang suami.
"Kenapa bisa begitu?" Istrinya
menimpali.
"Karena aku orang yang selalu bersyukur
memiliki istri secantik dirimu, dek."
"Ah kamu salah, mas. Kalau urusan surga
aku lebih dulu, mas."
"Lha kok bisa ?" Tanya si suami dengan penasaran.
"Karena aku orang tersabar di dunia mas, punya suami yang wajahnya
gak karu-karuan."
Selingan cerita ringan yang dipadukan dengan penjelasan arti sabar dan syukur tersebut berhasil mengundang gelak
tawa hadirin dan para tamu undangan yang hadir, sambil tersenyum-senyum sendiri
Kiai Haris lalu melanjutkan penjelasannya.(Muhamad Khozin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar