Dalam suasana
lebaran Idhul Adha, Pondok Pesantren (Ponpes) Futuhiyyah Mranggen Demak mengadakan
acara peringatan hari wafat (haul) Almarhum KH. Abdurrahman bin Qashidil Haq
yang ke-78 pada Sabtu pagi (25/8). Acara tersebut dihadiri oleh ribuan orang
yang terdiri dari para kiai, santri, alumni, pejabat pemerintahan dan
masyarakat umum.
KH. Muhammad
Hanif Muslih selaku pengasuh Ponpes Futuhiyyah dalam sambutannya mengucapkan
terima kasih dan permohonan maaf.
“Kami
mengucapkan terima kasih atas kehadiran tamu undangan dan jamaah Thoriqoh sekalian
dan meminta maaf atas ketidaknyamanan dalam penyambutan dalam acara haul ini,” ucapnya.
Selain itu, beliau
juga menambahkan bahwa dalam waktu dekat Ponpes Futuhiyah akan bekerja sama
dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES) untuk membangun Politeknik dan melakukan
peresmian Ma’had Aly.
Sementara itu,
wakil gubernur terpilih Taj Yasin Maimoen yang sambutan atas nama pemerintah
Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa pondok pesantren memiliki peran yang sangat
penting.
“Dalam menghadapi
generasi modern ini, pondok pesantren menjadi salah satu benteng terakhir
bangsa. Karena itu pesantren harus dikembangkan lebih baik dan mandiri supaya
mampu memberikan inovasi yang berguna bagi masyarakat,” ujarnya.
KH. Kharist
Shodaqoh yang menjadi penceramah dalam acara tersebut menceritakan kisah
perjuangan semasa hidup KH. Abdurrahman dari melawan tentara Kolonial Belanda.
“Pada zaman
kolonial Belanda yang banyak menyengsarakan bangsa ini, perjuangan meraih
kemerdekaan ini sangatlah berarti, semua unsur elemen masyarakat berupaya ikut
serta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia tak terkecuali para
santri dan kiai,” ujarnya.
Pengasuh Ponpes
Al-Itqon Semarang itu juga memberi wejangan kepada hadirin agar bisa mengambil
ibrah dari setiap kejadian yang kita alami. Pesan agar menjadi pribadi yang
baik ditengah era yang semakin berkembang ini juga turut beliau sampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar