Oleh Agus H. Ahmad Akrom Makhdum
Pengasuh Pondok Pesantren Darus Sa'adah Mranggen
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ. وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِاللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا
إِخْوَانِيَ الْكِرَام! أُوْصِيْكُمْ
وَإٍيَّايَ بِتَقْوَى الله! فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعالَى في كِتابِهِ الْكَرِيمِ: يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ. قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ.
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Sidang jum’ah
yang berbahagia!
Ketahuilah! Cukuplah sebagai pengingat bagi kita akan kemuliaan
dan keistimewaan takwa, yang mana Allah telah menyeru ketakwaan lebih dari 70
kali di dalam Al Qur’an. Hakekat dari ketakwaan adalah Allah tidak melihat kita
berkutat dalam larangan-Nya dan tidak kehilangan kita berkecimpung dalam
perintah-Nya.
Melalui mimbar ini, saya mengajak diri saya sendiri dan
para hadirin sekalian... Marilah senantiasa kita tingkatkan prestasi ketaqwaan
kepada Allah SWT. dengan selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
berupaya menjauhi larangan-larangan-Nya, Karena dengan ketakwaan, Allah akan
menghimpun keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan bagi kita, baik di dunia maupun
diakhirat. Dan marilah kita estafetkan wasiat takwa kepada generasi ke generasi
ila yaumil qiyamah.
Hadirin, jamaah jum’ah yang dimuliakan Allah!
Petuah jawa mengatakan: “Wong urip iku sawang-sinawang.” Ini
mengingatkan agar kita tidak silau terhadap apa yang dimiliki orang lain, namun
buta terhadap apa yang telah kita miliki. Sehingga senantiasa merasa benci dan dengki,
jauh dari rasa qona’ah (nrimo ing pandum), enggan bersabar dan
bersyukur akan nikmat-Nya.
Kata pepatah menyebutkan: “rumput rumah tetangga lebih
hijau dari pada rumput rumah sendiri”. Setidaknya hal ini memberi pelajaran
agar kita tidak iri dengan apa yang ada pada orang lain, melupakan apa yang ada
pada kita. Karena semua makhluk sudah ditentukan jatah dan dijamin rizkinya
masing-masing, sesuai takdir dan kehendak Alloh SWT.
Alloh SWT. Berfirman:
وَلا
تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ (النساء: 32).
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa
yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang
lain” (QS. An Nisa’: 32).
Sidang jum’ah
yang dirahmati Allah!
Iri, dengki atau hasad adalah mengharap lenyapnya anugerah kenikmatan dari orang
lain. Imam Nawawi ra.
menjelaskan, “Para ulama membagi hasad menjadi dua macam, yaitu hasad hakiki
dan hasad majazi. Hasad hakiki adalah berharap nikmat pada seseorang menjadi
hilang. ini diharamkan berdasarkan ijma’/kesepakatan ulama’. Adapun hasad
majazi, atau yang disebut ghibthoh adalah berharap mendapatkan nikmat
seperti seseorang, tanpa mengharapkan nikmat tersebut hilang.
Sabda Rasulullah SAW.:
اَلْمُؤْمِنُ
يَغْبِطُ وَالْمُنَافِقُ يَحْسُدُ.
Artinya: ”Orang mukmin
itu ghibthoh (iri ingin memiliki) dan orang munafik itu hasad (dengki ingin melenyapkan).”
Hadirin, yang berbahagia!
Ada dua iri yang diperbolehkan, sebagaimana diriwayatkan
dalam hadits-hadits shohih, diantaranya:
عن ابنِ عُمرَ رضي
الله عنهما عن النبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: لا حَسَدَ إلّا في اثْنَتَينِ:
رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ القرآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آناءَ اللَّيْلِ وآناءَ النَّهارِ،
ورَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مالًا فَهُوَ يُنفِقُهُ آناءَ اللَّيْلِ وآناءَ النَّهارِ (رواه البخاري).
Artinya: “Dari Abdullah
bin Umar Ra., Nabi SAW bersabda, "Tidak boleh iri, kecuali kepada dua
orang : 1) Orang yang diberi Al Qur'an oleh Allah, lalu dia membacanya diwaktu
malam dan siang. 2) Orang yang diberi harta oleh Allah, lalu dia menyedekahkannya
diwaktu malam dan siang.
عن ابنِ مَسعُودٍ
رضي الله عنهما عن النبيِّ صلى الله عليه وسلم قال: لا
حَسَدَ إلّا في اثْنَتَينِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مالًا فَسُلّطَ على هَلَكَتِهِ فى الْحَقِّ، ورَجُلٌ
آتَاهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بها ويُعَلِّمُها (رواه البخاري).
Artinya: “ Dari Abdullah bin Mas'ud Ra., Nabi SAW.
Bersabda: "Tidak boleh iri, kecuali kepada dua orang : 1) Orang yang
diberi harta oleh Allah, lalu dipergunakan untuk menegakkan kebenaran. 2) Orang
yang diberi hikmah oleh Allah (ilmu) lalu dia menunaikannya dan mengajarkanya.
Sidang jum’ah yang dimuliakan Allah!
Kedua perawi sama-sama bernama Abdullah dan juga
sama-sama mempunyai nama kunyah Abu Abdirrahman. Kedua hadis dimulai dengan
"tidak ada hasad", yg maknanya adalah tidak boleh iri, Karena iri
berarti menolak takdir. Hasad merupakan pemicu dosa yang pertama kali dilakukan
manusia di muka bumi ini, yaitu perseteruan diantara kedua putra Nabi Adam, yakni
Qobil membunuh saudaranya sendiri, Habil. Hasad adalah salah salah satu dosa
besar, yang menjadi pangkal pemantik dilakukannya dosa-dosa yang lain. Semoga
kita terjada dari hasad dan sifat tercela lainnya, serta terhindar dari
kejahatan orang yang hasad dan keburukan lainnya.
باَرَكَ اللهُ ليِ
وَلَكُمْ فيِ ْالقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ – وَنَفَعَنيِ وَإِياَّكُمْ بِتِلَاوَتِهِ.
إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ
عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ
اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ
بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى
بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ
عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar