Moh. Salapudin
Santri Pondok Pesantren Futuhiyyah
Kiai Muslih
Mranggen adalah sosok ulama yang ahli dalam banyak bidang keilmuan (al-mutabahhir). Banyak karya yang lahir
dari tangan beliau. Selain dalam bidang tasawuf/tarekat, nahwu, dan fikih, Kiai Muslih juga
punya karya dalam bidang ilmu tauhid, yaitu kitab Inarotu Adz-Dzolam fi Aqoidi Al-Awam.
Kitab itu
terdiri dari syair berbahasa Arab yang berjumlah 59 bait. Syair-syairnya diberi
"makna gandul" (terjemah yang ditulis miring dengan bahasa Arab pegon
di bawah teks Arab) oleh Kiai Muslih sehingga memudahkan pembaca. Beliau juga
memberikan penjelasan yang cukup detail atas maksud syair yang ditulisnya dalam
bentuk tulisan Arab pegon di bawahnya.
Dalam
pengantarnya, Kiai Muslih mengutip tiga bait syair dari kitab Jauharu At-Tauhid yang menandaskan bahwa
setiap orang mukallaf (Muslim yang telah baligh dan dikenai kewajiban melakukan
perintah agama) harus mengetahui Sifat Wajib (sifat yang harus ada), Sifat
Muhal (sifat yang mustahil ada), dan Sifat Jaiz (sifat wenang/boleh) bagi Allah
dan para rasul-Nya. Beliau juga menukil beberapa kalimat dari Ianatut Thalibin yang menjelaskan pentingnya
orangtua mengajarkan ilmu tauhid pada anaknya.
Secara
keseluruhan Kiai Muslih membagi pembahasan kitab Inarotu Adz-Dzolam fi Aqoidi Al-Awam ke dalam tujuh bab, yakni “Bab
Sifat Wajib dan Mustahil Allah”, “Sifat Jaiz Allah”, “Iftiqhar dan Pembagiannya”,
“Laa Ilaha Illallah dan Isyaratnya”, “Sifat Wajib dan Mustahil bagi Rasul”,
“Sifat Jaiz Rasul”, dan “Keutamaan Kalimat Tauhid”.
Unik dan Menarik
Salah satu
keunikan kitab ini adalah ketika menjelaskan sifat wajib bagi Allah, pengarang
sekaligus menjelaskan sifat muhalnya. Kiai Muslih menulis, misalnya, "Awwaluha nafsiyyatun wahiyal
wujud//Wadhidduhu al-adamu ghairul maujud" (sifat wajib Allah yang
pertama adalah wujud atau ada, sifat
muhalnya adalah adam atau tidak ada.
Sifat wujud sendiri masuk dalam sifat nafsiyyah
atau sifat yang melekat pada zat atau zatiyah).
Cara penjabaran Inarotu Adz-Dzolam berbeda dengan
misalnya Nadzam Aqidatul Awam karya
Syekh Marzuqi yang menjelaskan secara tuntas sifat wajib terlebih dahulu baru
kemudian menjelaskan sifat muhal/mustahil. Dengan menutur sekaligus, pembaca
lebih mudah mengingat masing-masing sifat wajib beserta sifat muhalnya
sekaligus.
Ada keterangan
yang menarik dari Kiai Muslih saat menjelaskan kalimat tauhid (Laa Ilaha Illallah). Kalimat tauhid yang
terdiri dari empat kata (La, Ilaha, Illa,
Allah), seperti dijelaskan Kiai Muslih, menunjukkan bahwa pusat sifat Allah
ada empat, yaitu Kamal (kesempurnaan), Jamal (keindahan), Qahr (kekuasaan),
dan Jalal (keagungan). Juga mengisyaratkan kalau kewajiban
orang Islam ada empat, yaitu Syariat,
Thariqat, Haqiqat, dan Ma'rifat.
Syariat adalah
mengetahui hukum Islam (wajib/sunah/haram/makruh) dan melaksanakan perintah
serta menjauhi larangan. Thariqat
adalah melaksanakan syariat dengan penuh kehati-hatian, yakni melakukan
perintah meski sunah dan menjauhi kemakruhan dan syubhat. Haqiqat adalah cara pandang hati terhadap ketuhanan Allah, disertai
keyakinan bahwa semua makhluk, yang mewujudkan hanyalah Allah. Ma'rifat adalah kemantapan hati terhadap
keberadaan Allah yang memiliki sifat sempurna dan mustahil memiliki sifat
kekurangan dengan dalil aqli (nalar)
dan naqli (Al-Qur'an dan Hadis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar